17 Maret 2009

Bermula dari HABIT

Apa yang terjadi pada diri kita dalam segi kesehatan, berat badan dan segala aspek kehidupan , sebagian besar adalah disebabkan karena KEBIASAAN yang kita lakukan dalam beberapa tahun kebelakang. Atau orang biasanya menyebut dengan HABIT!

Sebagai contoh, orang yang memiliki masalah jantung koroner atau kanker paru-paru disebabkan salah satunya karena kebiasaan merokok yang telah bertahun-tahun dilakukan. Artinya, orang tidak langsung terkena masalah jantung koroner hari ini karena menghisap satu batang rokok kemarin. Kalau kita merokok satu batang rokok kemudian langsung terkena jantung koroner, kita pasti akan berhenti merokok dengan segera. Tapi sayangnya akibat dari kebiasaan kita biasanya tidak akan muncul dalam waktu dekat . Jadi orang merasa bahwa merokok hari ini nampaknya tidak akan menimbulkan masalah apa-apa untuk saat ini, dan akhirnya mereka menjadikan kebiasaan merokok tersebut sebagai HABIT!

Demikian juga halnya dengan berat badan atau kesehatan yang kita miliki saat ini. Saya akan berikan gambaran mengapa anda naik berat badan. Badan kita terdiri dari milyaran sel yang pada dasarnya setiap sel di dalam tubuh kita membutuhkan nutrisi atau gizi yang terbaik supaya bisa menjalankan fungsinya dengan baik pula. Badan kita tidak ada "spare part" atau suku cadangnya. Kalau ginjal kita rusak, tidak ada orang yang jualan ginjal di toko. Nah, kalau badan kita membutuhkan gizi yang tebaik, sekarang mari kita lihat apa yang kita makan sehari-hari.

Apa yang kita makan sehari-hari biasanya:
1. Terlalu banyak Lemak
2. Tinggi Kolesterol (kita semua suka apapun yang digoreng)
3. Terlalu banyak gula
4. Terlalu banyak garam
5. Terlalu banyak protein hewani
6. Kurang Vitamin, mineral yang dibutuhkan tubuh
7. Kurang air putih
8. mengandung karsinogen (zat yang timbul karena proses memasak seperti dibakar atau dipanggang. Zat ini yang dapat memicu timbulnya masalah

seperti kanker)

Intinya adalah apa yang kita makan tidak memiliki keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan. Dalam jangka panjang orang akan memiliki masalah dengan berat badan dan kesehatan.
Menurut WHO, 70% kematian dini saat ini disebakan oleh masalah sepert diabetes, jantung, stroke, dan kanker. Lebih jauh, WHO mengatakan kalau 50% penyebabnya adalah nutrisi yang buruk.
Jadi , keadaan anda saat ini adalah buah dari HABIT atau kebiasaan anda selama bertahun-tahun.

Kalau kita menyadari hal itu, kita perlu menelaan apakah HABIT kita akan menuntun kita pada PENYAKIT ataukah kita ingin mengubah HABIT kita hingga membuahkan KESEHATAN. Sarapan Nutrisi salah satu HABIT yang akan memberi buah SEHAT bagi tubuh kita.


(Sumber Konsultan Nutrisi : Dr. Gigi Lily Tandian – Banjaran Jawa Barat)

[+/-] Selengkapnya...

11 Maret 2009

The Present

Tiga Cara Untuk Memanfaatkan Masa Sekarang Hari Ini

BERADA PADA MASA SEKARANG

Jika Anda ingin lebih bahagia dan lebih sukses
Fokuslah pada apa yang ada pada Masa Sekarang
Responlah pada hal yang penting sekarang

BELAJAR DARI MASA LALU

Jika Anda ingin menjadikan Masa Sekarang lebih baik daripada Masa Lalu
Lihatlah apa yang telah terjadi pada Masa Lalu
Belajarlah sesuatu yang berharga dari hal tersebut
Lakukan hal yang berbeda pada Masa Sekarang

RENCANAKAN MASA DEPAN

Jika Anda ingin Masa Depan yang lebih baik daripada Masa Sekarang
Lihatlah Masa Depan seperti apa yang Anda inginkan
Buatlah rencana untuk mewujudkannya
Tindak lanjuti rencana itu pada Masa Sekarang

(dikutip dari Spencer “The Present” Johnson)

[+/-] Selengkapnya...

Sebuah koin penyok

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.

Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns

[+/-] Selengkapnya...

17 Februari 2009

Kisah seekor Belalang

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?”.

Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang
aku lakukan”.

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Renungan :
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang.

Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang
membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu?
Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tidakkah Anda pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda mau menyingkirkan “kotak” itu? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap diluar batas kemampuan Anda?

Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang Anda ingin capai. Sakit memang, lelah memang, tapi bila Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Kehidupan Anda akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan Anda. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untuk Anda.

[+/-] Selengkapnya...

Kesempatan

Dalam gerbong kereta api dari Paris menuju Berlin, terdapat 4 orang penumpang di satu gerbong. 1 orang gadis cantik, 1 orang nenek dan 2 pria, manajer dan stafnya.

Selama perjalanan, 2 pria ini selalu melirik gadis cantik didepannya. Namun tidak terjadi percakapan apapun. Sampai suatu ketika kereta api melewati terowongan yang sangat gelap selama 1 menit. Dan kereta api pun dalam keadaan gelap, hanya suara lokomotif yang terdengar. Namun tiba-tiba, terdengar bunyi ciuman yang cukup keras dan diikuti tamparan.

Sunyi sejenak, tidak lama kemudian kereta telah keluar dari terowongan gelap.

Si gadis cantik dalam pikirannya, saya bangga manajer itu telah mencium saya, tapi saya malu nenek telah menamparnya.

Si nenek juga berpikir, anak muda sekarang kurang ajar, curi-curi kesempatan. Tapi saya bangga akan keberanian cucu saya.

Si manajer berpikir, wah, kurang ajar, staf saya yang mencium tapi saya yang ditampar.

Sementara si staff, hmm.. boleh lah kesempatan ini, setelah mencium seorang gadis cantik, saya dapat kesempatan menampar manajer ku yang rewel ini.

Nah.. pembaca, apa yang dapat kita ambil dari cerita lucu ini? Kesempatan tidak datang 2 kali. Manfaatkan kesempatan yang datang dan rubah itu menjadi keberhasilan. Bila Anda semakin bijaksana, Anda tidak akan membiarkan kesempatan lewat, bahkan Anda mungkin dapat menciptakan suatu kesempatan agar datang pada Anda.

[+/-] Selengkapnya...

08 Februari 2009

Dua Katak

Pada suatu waktu, sekelompok katak sedang bepergian melewati kayu-kayu, dua dari katak-katak tersebut jatuh kedalam lubang yang dalam. Ketika katak-katak lainnya melihat seberapa dalam lubang itu, mereka berkata sudah tidak ada harapan. Kedua katak yang terjatuh itu mengacuhkan perkataan teman-temannya dan mencoba untuk melompat keluar dari lubang itu dengan sekuat tenaga. Katak-katak lainnya tetap mengatakan kepada mereka untuk berhenti melompat karena sudah tidak ada harapan. Akhirnya salah satu katak yang terjatuh itu mendengarkan perkataan temannya dan akhirnya menyerah. Dia terjatuh dan mati.Lalu gimana dengan katak yang satunya lagi???

Katak satunya pun melanjutkan usahanya untuk melompat keluar dari lubang. Sekali lagi, suara riuh teriakan katak-katak diatas menyuruhnya untuk berhenti dan menunggu kematian. Tetapi katak tersebut mencoba lebih keras dan akhirnya dia berhasil melompat keluar dari lubang tersebut. Saat katak tersebut sudah berada diatas, teman-temannya berkata,”apakah kamu mendengar kami?”. Sang katak menjelaskan kepada mereka bahwa dia tadi tuli. Dia malah berpikir bahwa teman-temannya memberikan harapan.

Hikmah yang bisa diambil dari cerita diatas adalah:

1. Ada kekuatan hidup dan mati di lidah. Sebuah kata harapan untuk seseorang yang sedang terjatuh bisa mengangkat dan menolongnya untuk melewati saat-saat itu.

2. Sebuah kata yang “negatif” kepada seseorang yang sedang terjatuh bisa membunuh orang tersebut.

Berhati-hatilah terhadap apa yang anda katakan. Kekuatan kata-kata, kadang sulit untuk dipahami bahwa sebuah kata harapan bisa hilang. Setiap orang bisa mengucapkan kalimat yang bisa mencuri semangat seseorang untuk melewati masa-masa sulit. Orang yang spesial adalah seseorang yang meluangkan waktunya untuk menyemangati satu sama lain

[+/-] Selengkapnya...

Sesuatu Yang Sederhana

Seorang bocah yang menjual majalah untuk sekolah berjalan menuju rumah yang sangat jarang dikunjungi orang. Rumah itu sangat tua dan mulai rusak dan pemilik rumah itupun hampir tidak pernah keluar rumah. Ketika sang pemilik rumah itu keluar dia tidak menyapa tetangganya atau hanya memandang kepada mereka

Bocah tadi mengetuk pintu dan menunggu, berkeringat karena takut dengan orang tua pemilik rumah itu. Sebenarnya orang tua bocah itu telah mengingatkannya untuk menjauhi rumah itu, serta tetangga yang lainnya pun mengingatkan hal yang sama kepada anak mereka.

Ketika sang bocah hendak pergi, pintu pun perlahan terbuka. “Apa yang kau inginkan?” ucap si pemilik rumah. Bocah itupun ketakutan, tapi dia punya tanggungan yang harus dipenuhi untuk kesekolah.

“Uh, Pak, Ehm saya ingin menjual majalah dan ehm saya kira mungkin anda tertarik ingin membeli salah satunya.” Orang tua itu hanya menatap, Bocah itu bisa melirik ke dalam rumah dan melihat ada koleksi boneka-boneka anjing di sekitar perapian. “Apakah anda mengkoleksi anjing?” bocah itu bertanya. “Iya, saya mempunyai banyak koleksi dirumah saya, mereka adalah keluargaku, hanya mereka yang kupunya.” Si bocah itu merasa kasihan, seperti yang terlihat orang tua itu sungguh kesepian. “Saya punya majalah untuk kolektor, sangat bagus untuk anda, saya juga punya majalah tentang anjing, saya tahu anda suka anjing.” Orang tua itu bersiap menutup pintu dan berkata, “Tidak nak, aku tidak butuh majalah apapun, selamat tinggal.”

Bocah itupun sedih karena dia tidak akan berhasil memenuhi target penjualan majalahnya. Dia juga sedih dengan orang tua itu yang begitu kesepian dirumah yang besar. Bocah itu pulang ke rumah dan dia mendapatkan ide. Dia mempunyai boneka anjing kecil yang dia dapatkan beberapa tahun lalu dari bibinya. Mainan itu sudah jarang dimainkan semenjak memiliki anjing sungguhan dan keluarga yang besar. Bocah itupun kembali ke rumah orang tua itu dengan membawa mainannya. Dia pun mengetuk pintu dan kali ini orang tua itu datang ke pintu. “Nak, kupikir aku sudah bilang kalau tidak butuh majalah.”

Tidak Pak, saya tahu itu, saya membawakan hadiah untuk anda.” Bocah itu mengulurkan tangannya dan memberikan hadiah kepada orang tua itu. Lalu orang tua itu memperhatikan hadiah tersebut sambil berkata,”Ini adalah seekor Golden Retriever, Aku punya satu dirumah, ini untukmu.” Orang tua tersebut terharu, tak seorangpun yang pernah memberikannya hadiah dan menunjukkan kebaikannya. “Nak, kamu memiliki hati yang besar, kenapa kamu melakukan ini?” Bocah itu tersenyum kepada orang tua itu dan berkata, “karena anda suka anjing.”

Semenjak hari itu, orang tua tersebut mulai sering keluar rumah dan menyapa orang-orang disekitarnya. Dia dan bocah itu menjadi teman. Bocah itu juga membawa anjingnya untuk menemui orang tua itu setiap minggunya.

Sesuatu yang sederhana merubah kehidupan mereka selamanya.

oleh : by Jackie Sagner

[+/-] Selengkapnya...

01 Februari 2009

Berapa Usia Anda?

Jika kita tidak menyadari berapa umur kita, beberapa dari kita akan terlihat sangat muda dan beberapa dari kita akan terlihat sangat tua.

Terkadang, orang-orang menggunakan umur sebagai alasan utama. “Saya terlalu tua untuk memulai sesuatu yang baru”, atau, “Saya sudah tidak bisa belajar pada usia saya saat ini”. Lainnya berpikir untuk melakukan sesuatu untuk membuat prestasi terbaik dalam hidupnya.

Sebagai contoh, Kolonel Sanders yang mulai me-waralabakan usaha ayam gorengnya pada usia 65 tahun. Hingga usia 90 tahun, beliau sudah melakukan perjalanan sejauh 250,000 mil setiap tahunnya untuk mengunjungi KFC. Dia tidak hanya luar biasa dan pelopor, tapi yang lebih penting adalah dia tidak mau berdiam diri karena aspek umur.

Dimulai dari Sikap, sikap menjadi keyakinan dan keyakinan menjadi dasar suatu tindakan.

Berapapun usia anda itu tidaklah masalah;
Yang terpenting adalah bagaimana dan apa yang anda pikirkan,
dan juga apa yang anda lakukan adalah yang terpenting

[+/-] Selengkapnya...

Gunung

Seorang anak dan Ayahnya sedang berjalan-jalan di gunung. Tiba-tiba sang anak terjatuh dan spontan berteriak, “AAAhhhhhhhh!!!”. Tapi sang anak terkejut ketika ada suara yang sama yang berasal dari sebuah tempat di gunung itu, “AAAhhhhhhhh!!!”.

Dengan terheran-heran iya lalu berteriak,”Siapa kamu?”.
Lalu dia mendapat balasan,”Siapa kamu?“.
Berikutnya dia berteriak lagi,”Aku pengagummu!”
Suara itupun terdengar lagi,”Aku pengagummu!”
Dengan respon marah, sang anak berteriak,”Pengecut!”
Dan sekali lagi dia mendapat jawaban yang sama,”Pengecut!”

Sang anak menatap sang ayah dan bertanya,”Apa yang terjadi?”
Sang ayah tersenyum dan menjawab,”Perhatikan Nak.”
Sang ayah berteriak, “Kamulah sang juara!”
Suara yang sama kembali terdengar,”Kamulah sang juara!”

Sang anak terkejut tapi tetap tidak mengerti apa yang terjadi. Sang ayah pun menjelaskan,”Orang-orang menyebut hal tadi dengan ECHO, tapi ini kehidupan. Memberikan kembali apa yang telah kamu katakan dan lakukan. Kehidupan kita adalah refleksi dari tindakan kita. Jika kamu menginginkan cinta di dunia, maka buatlah cinta dihatimu. Jika kamu ingin lebih berkompeten di kelompokmu, maka tingkatkan kompetensimu. Ini semua berhubungan dengan segalanya, pada semua aspek hidup. Kehidupan akan memberimu kembali apa yang telah kamu berikan untuknya.”

KEHIDUPAN ANDA BUKANLAH SUATU KEBETULAN. ITU ADALAH REFLEKSI MU!

[+/-] Selengkapnya...

22 Januari 2009

Segala Sesuatunya Tidak Seperti Kelihatannya

Kisah tentang dua malaikat yang sedang dalam perjalanan. Malam itu mereka berhenti untuk menghabiskan malam di sebuah rumah milik keluarga yang kaya raya. Keluarga itu sangat kejam dan menolak dua malaikat itu menempati ruang tidur tamu. Sebaliknya, dua malaikat itu hanya diberikan sebuah tempat yang kecil di ruang bawah tanah yang dingin. ketika malaikat itu menyiapkan tempat tidur mereka dilantai, salah satu dari mereka melihat ada lubang di dinding rumah itu dan segeralah ia memperbaikinya. Malaikat yang lebih muda bertanya, kenapa? dan malaikat yang lebih tua menjawab,”Segala sesuatunya tidak seperti yang kelihatannya.”

Pada keesokan malamnya, mereka menginap di rumah sebuah keluarga yang sangat miskin, tapi mereka adalah sepasang suami istri petani yang ramah. Setelah makan malam bersama, sepasang suami istri itu mempersilahkan malaikat untuk beristirahat ditempat tidur mereka supaya dua malaikat itu bisa tidur dengan nyenyak. Ketika matahari sudah terbit di pagi itu, dua malaikat itu melihat sepasang suami istri tersebut sedang menangis. Sapi satu-satunya yang menjadi sumber pendapatan mereka dari penjualan susunya, tergeletak dan mati.

Sang malaikat yang lebih muda bertanya,”kenapa engkau sungguh tega membiarkan hal ini terjadi?” Keluarga yang kemarin memiliki segalanya dan engkau malah membantunya. Keluarga kedua, tidak punya apa-apa tapi mau berbagi dengan kita dan engkau membiarkan sapi mereka mati.”

“Segala sesuatunya tidak seperti kelihatannya”, Jawab malaikat yang lebih tua. “Ketika kita menginap diruang bawah tanah, aku tahu bahwa ada emas didalam lubang dinding rumah itu. Karena sang pemilik rumah itu tidak mau berbagi, maka aku menambal lubang didinding itu agar sang pemilik rumah tidak menemukan emas itu. Dan tadi malam ketika kita tidur ditempat tidur sepasang suami istri petani ini, malaikat kematian datang untuk menjemput sang istri. Aku menukarnya dengan sapinya.

“Segala sesuatunya tidak seperti kelihatannya.”

[+/-] Selengkapnya...

19 Januari 2009

Pasir dan Batu

Alkisah tentang dua orang yang bersahabat sedang berjalan melewati gurun pasir. Diperjalanan mereka terlibat argumentasi satu sama lain dan salah seorang dari mereka menampar wajah sahabatnya. Sang sahabat yang ditampar wajahnya pun kesakitan, tapi tanpa mengatakan sepatah kata pun, ia lalu menulis diatas pasir yang berbunyi,”HARI INI SAHABATKU MENAMPAR WAJAHKU.”

Mereka tetap berjalan sampai akhirnya tiba di sebuah danau dan memutuskan untuk mandi disana. Tiba-tiba, sahabat yang ditampar tadi terjebak di pasir hidup dan mulai tenggelam, tetapi dia diselamatkan oleh sahabatnya yang tadi menamparnya. Setelah diselamatkan sahabatnya, dia lalu menulis sesuatu diatas batu, yang berbunyi,”HARI INI SAHABATKU MENYELAMATKAN HIDUPKU.”

Lalu sahabatnya bertanya,”Setelah aku menyakitimu, kamu menulis dipasir. Dan sekarang kamu menulis diatas batu. Kenapa?”

Sahabatnya menjawab,”Ketika seseorang menyakiti kita, kita harus menulisnya dipasir yang mana akan disapu oleh angin maaf. Tetapi, ketika seseorang melakukan sesuatu yang baik untuk kita, kita harus mengukirnya diatas batu, yang mana tidak akan pernah terhapus oleh angin.”

Belajarlah untuk menulis kekecewaanmu di pasir dan mengukir kebahagiaanmu diatas batu

[+/-] Selengkapnya...

Rumah Seribu Cermin

Dahulu kala, disebuah desa yang sangat jauh ada tempat terkenal yang bernama rumah seribu cermin. Seekor anjing kecil yang periang mempelajari tentang rumah itu dan memutuskan untuk mengunjunginya. Setibanya disana, dia menaiki tangga rumah tersebut dengan melompat riang menuju pintu rumah itu. Telinganya terangkat tinggi dan ekornya bergoyang sangat cepat.

Dia terkejut ketika memasuki rumah itu dan melihat seribu anjing kecil dan periang lainnya dan ekor yang bergoyang secepat ekornya. Dia pun tersenyum dan seketika dibalas juga dengan senyuman hangat dan bersahabat seribu ekor anjing lainnya dirumah itu. Ketika dia meninggalkan rumah itu, dia berkata pada dirinya, “sebuah tempat yang indah. Aku akan kembali lagi untuk berkunjung lebih sering.”
Ditempat yang sama, seekor anjing kecil yang terlihat tidak bahagia seperti anjing yang pertama memutuskan untuk mengunjungi rumah tersebut. Dengan perlahan dia menaiki tangga rumah tersebut dengan kepala menunduk. Ketika dia memasuki rumah tersebut, dia melihat seribu ekor anjing yang juga terlihat tidak bahagia memandanginya. Dia pun menggonggong dan seketika dibalas pula oleh gonggongan seribu ekor anjing dirumah itu. Ketika dia meninggalkan tempat tersebut, dia berkata pada dirinya, “ini tempat yang mengerikan dan aku tidak akan pernah kembali lagi kesini.”

Semua wajah di dunia ini adalah cermin. Seperti apakah bayangan wajah orang yang anda temui?

Tetaplah optimis dan positif dalam menjalani hidup!

[+/-] Selengkapnya...

15 Januari 2009

Kasih Seorang Ibu

Pada suatu malam seorang anak kecil menghampiri ibunya yang sedang berada di dapur membereskan sisa makan malam. Anak kecil itu menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya kepada ibunya. Setelah sang ibu mengelap kering tangannya lalu ia meraih kertas tersebut dan membacanya. Kertas tersebut berisi tulisan :

Mencuci piring : Rp. 5.000,-
Membersihkan dan merapikan halaman : Rp. 5.000,-
Membersihkan kamarku minggu ini : Rp. 10.000,-
Pergi ke toko : Rp. 5.000,-
Menjaga adik ketika ibu pergi berbelanja : Rp. 2.500,-
Membuang sampah : Rp. 1.500,-
Mendapat nilai bagus disekolah : Rp. 5.000,-

Total tagihan : Rp. 34.000,-

Lalu, sang ibu menatapnya dan sang anak melihat sang ibu memikirkan sesuatu. Sang ibu pun mengambil pulpen. Kertas itu dibaliknya lalu dia menulis:
Untuk Sembilan bulan aku mengandungmu : GRATIS
Untuk semua mainan, makanan, baju dan bahkan mengelap hidungmu : GRATIS
Untuk semua hal dan air mata yang keluar karenamu : GRATIS
Untuk semua malam dengan ketakutan dan kekhawatiran tentangmu : GRATIS
Nak, harga kasih sayangku padamu : GRATIS

Ketika sang anak selesai membaca tulisan sang ibu, ia spontan menangis dan menatap sang ibu sambil berkata, “Bu, Aku menyayangimu.” Lalu sang anak mengambil pulpen dan menulis “LUNAS” dengan huruf besar.

Hikmah :
Anda tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi orang tua sampai suatu saat anda menjadi Orang Tua
Jadilah pemberi dan buka peminta, khususnya kepada orang tua anda. banyak yang bisa anda berikan selain uang.

[+/-] Selengkapnya...

Jendela

Ada sepasang suami istri yang baru pindah rumah. Ketika mereka menyantap sarapan pagi pada keesokan harinya, sang istri melihat tetangganya yang menjemur pakaian diluar rumah.

“Cuciannya tidak begitu bersih,” ucap sang istri kepada suaminya. “Dia tidak tahu cara mencuci yang bersih, mungkin dia butuh sabun cuci yang lebih bagus”.

Suaminya pun ikut melihat tetapi tidak bersuara.

Setiap kali tetangganya menjemur pakaian, sang istri selalu mengatakan hal yang sama.

Sebulan kemudian, sang istri terkejut ketika melihat cucian yang bersih dijemuran tetangganya. Ia pun berkata pada suaminya, “Lihatlah! dia telah belajar cara mencuci yang benar. Siapa yang mengajarkan padanya ya?”.

Sang suami berkata,”Aku bangun awal pagi ini dan membersihkan jendela kita!”.

"Bukankah ide yang bagus untuk mengecek terlebih dahulu apakah jendela anda bersih? Apa yang kita lihat ketika melihat seseorang tergantung dari kebersihan jendela tempat kita melihat. Sebelum kita mengkritik sesuatu, ada baiknya kita mengecek dulu pikiran kita dan bertanya pada diri kita sendiri apakah kita bisa melihat sesuatu yang baik daripada mencari sesuatu yang salah dari orang-orang tersebut".

[+/-] Selengkapnya...

Belenggu kegagalan

Tidak sengaja, seorang petani menemukan seekor anak gajah didekat kebun rumahnya. Mungkin ini anak gajah tertinggal dari kumpulan mereka. Karena kasiahan, dirawatlah anak gajah itu. Karena takut gajah itu akan berkeliaran dan merusak tanaman, si petani mengikatnya dengan rantai dengan patok sepotong bambu.

Hari berlalu, dan anak gajah mulai bertumbuh. Sudah menjadi naluri binatang untuk bebas. Si anak gajah ini berusaha melepaskan diri dari rantai. Berulang kali mencoba, berulang kali juga gagal, bahkan pernah sampai kakinya terluka. Lama kelamaan, niat dari sianak gajah untuk bebas hilang karena kegagalan yang terjadi.

Bahkan, saat ia menjadi gajah dewasa dengan gadingnya yang gagah. Dia tetap tidak melarikan diri. Padahal, sangat mudah bagi dia untuk menghentak rantai kecil dan patok bambu itu.

Kawan, apakah kegagalan-kegagalan kecil juga akan mengikat kita? Hingga saat ada satu kesempatan besar, kita hanya berdiam diri saja?

[+/-] Selengkapnya...

14 Januari 2009

Apa adanya

sebuah cerita tentang seorang tentara yang akhirnya kembali ke kotanya setelah berperang di Vietnam. Tentara tersebut menelpon orang tuanya dari San Fransisco.

“Ibu dan Ayah, aku pulang, tapi ada yang ingin kutanyakan. Aku punya seorang teman yang ingin kuajak untuk tinggal bersama kita.”

“Tentu saja,” sahut orang tua tentara itu, “kami ingin sekali bertemu dengannya.”

“Ada satu hal yang harus kalian tahu,” lanjut tentara itu, “Temanku terluka sangat parah sewaktu perang. Dia menginjak ranjau dan akhirnya kehilangan satu kaki dan satu tangan. Dia tidak punya tujuan lagi sekarang, dan aku ingin dia tinggal bersama kita.”

“Kami turut bersedih atas hal itu, nak. Mungkin kita bisa membantunya untuk mencari tempat tinggal.”

“Tidak, aku ingin dia tinggal bersama kita.”

“Nak,” ayahnya berucap, “kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Seseorang yang cacat akan menjadi beban bagi kita. Kita punya tempat sendiri untuk kita tinggal dan kita tidak bisa membiarkan sesuatu mengganggunya. Aku pikir kamu pulang saja dan lupakan temanmu itu. Dia akan menemukan jalan untuk hidup dengan caranya sendiri.”

Seketika saat itu juga sang anak menutup teleponnya. Orang tuanya pun tidak pernah lagi mendengar kabar anaknya itu. Beberapa hari kemudian, sang orang tua mendapat telepon dari kepolisian San Fransisco. Anak mereka ditemukan tewas setelah terjatuh dari sebuah gedung, kata polisi itu. Polisi yakin bahwa itu adalah bunuh diri. Sesegera mungkin sang orang tua pergi ke San Fransisco untuk mengidentifikasi jasad anak mereka. Mereka mengenalinya tapi mereka terkejut karena menemukan sesuatu yang mereka tidak tahu, anak mereka hanya mempunyai satu tangan dan satu kaki.

Orang tua di cerita ini seperti kebanyakan dari kita. Kita begitu mudahnya menyukai orang yang berpenampilan menarik atau enak untuk dilihat, tapi kita tidak menyukai orang yang membuat kita tidak nyaman. Kita biasanya menjauhi orang yang tidak sesehat, secantik/setampan dan secerdas kita. Syukurlah, ada orang-orang yang tidak akan memperlakukan kita seperti itu. Seseorang yang mencintai kita dengan apa adanya serta menerima kita menjadi bagian keluarga.

[+/-] Selengkapnya...

Sayembara 2 juta dollar

Pada pesta pernikahan selebritis hollywood dirumahnya yang super mewah, diadakah suatu sayembara. Sayembara menyebrangi kolam yang ada dirumahnya. Kelihatannya gampang, ternyata kolam berisi ratusan ikan piranha.

Hadiah dari sayembara pun menggiurkan, 2 juta dollar. Wah.. sama dengan nilai pesta pernikahan yang diadakan.

Si pembawa acara menantang para hadirin. Sementara para hadirin masih simpang siur berbicara mengenai sayembara tersebut. Terdengar, cemplung! Setelah itu terdengar kecipak kecipuk riak air. Ternyata seseorang telah masuk dan sedang berusaha menyebrangi kolam. Semua hadirin bersorak menyemangati sipemuda. Akhirnya si pemuda berhasil menyebrangi kolam.

Dengah masih terengah-engah, si pembawa acara menyalami sipemuda itu. Nampak bahwa pemuda itu buka tipe pemuda kekurangan uang yang mau mengorbankan nyawa untuk 2 juta dollar. Ketika diwawancarai, si pemuda itu berbicara dengan nada marah dan bergetar, "Saya cuma mau tahu, siapa yang mendorong saya?"

Nah, kawan, sering dalam kehidupan ini, kita perlu "didorong" agar berhasil dalam mencapai tujuan, memperoleh kemenangan.

[+/-] Selengkapnya...

09 Januari 2009

Jual Keledai

Karena paceklik dan kesulitan ekonomi, seorang ayah menjual keledai satu-satunya ke pasar. Jarak dari pasar ke rumah cukup jauh. Ditemani anaknya mereka berangkat menjual keledai.

Ayah dikiri dan si anak disebelah kanan. Pada saat dipertengahan jalan mereka berpapasan dengan penduduk desa pertama. kata orang itu, "Kalian ini bodoh, koq ada keledai gak ditunggangi." Mendengar komentar warga, ia menuruti, maka si anak disuruh menunggang keledai.

Pada saat melewati desa kedua, kembali mereka berpapasan dengan warga. Komentar warga itu, "Wah, anak durhaka, masak orang tua disuruh jalan kaki, sementara ia enak ongkang-ongkang kaki diatas keledai." Mendengar omongan warga, akhirnya si ayah bertukar posisi dengan si anak.

Saat melewati desa ketiga, kembali warga setempat memberi komentar. "Wah, kan keledainya cukup besar, kenapa tidak ditunggangi berdua saja." Nah, si ayah pikir benar juga, maka si ayah dan anak menunggangi keledai tersebut. Nampak keledai itu terseok-seok berjalan menuju desa berikutnya.

Di desa berikutnya, kembali warga setempat berkomentar, "Wah, kalian ini kejam, binatang kurus begitu masih ditumpangi berdua, kan kasihan". Nah ayah dan anak menjadi bingung, setiap orang mempunyai pendapat, dan membuat mereka bingung.

Akhirnya si ayah dan anak menggendong keledai tersebut sampai ke pasar.

Sobat, kalau kita tidak punyai pendirian, tidak memakai nalar, hidup kita akan diombang ambingkan oleh pendapat orang. Hingga akhirnya menjadi semakin konyol seperti cerita diatas.

[+/-] Selengkapnya...

Gak Tahu atau Gak Mau Tahu

Seekor lalat bersama keluarganya akan pindah ke telinga gajah. Sebelum pindah, si ayah lalat meminta ijin pada si gajah, katanya, "Tuan gajah, minggu depan kami sekeluarga akan pindah ke telinga Anda, tolong dipertimbangkan, kami tunggu kabar baiknya."

Gajah yang bahkan tidak sadar akan kehadiran si lalat tenang-tenang saja. Melihat si gajah tenang-tenang saja, lalat beranggapan sang gajah tidak keberatan. Maka pindahlah mereka sekeluarga.

Setelah seminggu, ibu lalat merasa telinga gajah bukan tempat yang sehat untuk tinggal, dan mendesak suaminya untuk pindah. Karena takut akan menyinggung perasaan gajah, si ayah meminta untuk tinggal barang sebulan. Akan tetapi, si istri terus mendesak. Agar tidak menyinggung perasaan gajah, si ayah berkata dengan hati, "Tuan gajah, kami bermaksud pindah. Ini bukan karena telinga anda kurang baik dengan kami. Akan tetapi istri saya ingin tinggal di kaki kambing, dimana kami bisa bersosialisasi dengan adik ipar kami. Kalau anda keberatan kami pergi, beritahulah kami, kami tunggu 1 minggu."

Kembali si gajah tidak berkata apa-apa, maka pindahlah keluarga lalat itu.

Pembaca, apakah hidup kita akan terus berlalu begitu saja seperti sang gajah? Hari berlalu hari, minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun, dan tidak ada satu pun perubahan positif dalam kehidupan kita? Apakah kita akan seperti gajah, tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu, sehingga kita tidak berkembang menjadi lebih baik dan berkembang ke arah positif dan menjadi sukses dalam setiap aspek kehidupan kita.

[+/-] Selengkapnya...